Kupang, NTT Online
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya mengoptimalkan produk kerajinan rakyat untuk menunjang target `Visit Indonesian Year` (VIY) tahun 2008 yakni mendatangkan tujuh juta wisatawan.
“Optimalisasi produk kerajinan rakyat itu antara lain memotivasi pengusaha hotel untuk membantu memasarkan produk kerajinan rakyat kepada para wisatawan melalui fasilitas `minishop` yang tersedia di hotel-hotel,” kata Kepala Biro Humas Setda NTT, Drs Eduard Gana, M.Si, di Kupang, Sabtu pekan lalu.
Ia mengatakan, program `minishop` cukup efektif dalam memberikan kemudahan pelayanan bagi wisatawan sekaligus membawa pengaruh positif terhadap kelancaran promosi dan penjualan hasil-hasil produk kerajinan rakyat.
Fasilitas `minishop` di hotel-hotel merupakan wadah untuk menampilkan hasil-hasil kerajinan masyarakat yang bisa dipromosikan kepada semua tamu, termasuk wisatawan mancanegara dan domestik.
Pengusaha hotel di NTT terutama pemilik hotel berbintang diminta untuk mendukung program pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di lingkungan dunia pariwisata.
“Pemerintah sangat berharap usaha-usaha pariwisata makin berperan aktif dalam mempromosikan hasil-hasil kerajinan rakyat agar pengembangan kepariwisataan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Apalagi, tambah Gana, potensi wisata di NTT ikut menunjang program pencapaian target nasional kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2008 sebanyak tujuh juta orang.
Selain program `minishop`, upaya promosi juga dilakukan dengan cara menyajikan informasi potensi wisata unggulan melalui buku, poster, produk kerajinan maupun alat musik daerah sebagaimana dilakukan di Balai Budaya Indonesia di Canberra, Australia.
Kementerian Koordinator Perekonomian dan Departemen Pariwisata dan Budaya pun telah menetapkan Provinsi NTT sebagai bagian dari target utama pencapaian kunjungan tujuh juta wisatawan mancanegara ke Indonesia, selain Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara serta Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Karena itu, daerah yang memiliki potensi wisata unggulan tentu wajib mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam menunjang arus kunjungan wisatawan mancanegara,” ujar Gana.
Khusus di Provinsi NTT, tambahnya, kendala utamanya adalah infrastuktur yang belum memadai karena terbatasnya anggaran pembangunan, termasuk di sektor perhubungan.
“Ada usulan agar penerbangan langsung Darwin-Kupang lebih diintensifkan. Perlu ada penerbangan skala nasional Darwin-Kupang yang terjadwal secara baik karena selama ini hanya bersifat lokal atas inisiatif maskapai penerbangan di Australia, jadwalnya pun berubah-ubah,” ujarnya.
antara
“Optimalisasi produk kerajinan rakyat itu antara lain memotivasi pengusaha hotel untuk membantu memasarkan produk kerajinan rakyat kepada para wisatawan melalui fasilitas `minishop` yang tersedia di hotel-hotel,” kata Kepala Biro Humas Setda NTT, Drs Eduard Gana, M.Si, di Kupang, Sabtu pekan lalu.
Ia mengatakan, program `minishop` cukup efektif dalam memberikan kemudahan pelayanan bagi wisatawan sekaligus membawa pengaruh positif terhadap kelancaran promosi dan penjualan hasil-hasil produk kerajinan rakyat.
Fasilitas `minishop` di hotel-hotel merupakan wadah untuk menampilkan hasil-hasil kerajinan masyarakat yang bisa dipromosikan kepada semua tamu, termasuk wisatawan mancanegara dan domestik.
Pengusaha hotel di NTT terutama pemilik hotel berbintang diminta untuk mendukung program pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di lingkungan dunia pariwisata.
“Pemerintah sangat berharap usaha-usaha pariwisata makin berperan aktif dalam mempromosikan hasil-hasil kerajinan rakyat agar pengembangan kepariwisataan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Apalagi, tambah Gana, potensi wisata di NTT ikut menunjang program pencapaian target nasional kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2008 sebanyak tujuh juta orang.
Selain program `minishop`, upaya promosi juga dilakukan dengan cara menyajikan informasi potensi wisata unggulan melalui buku, poster, produk kerajinan maupun alat musik daerah sebagaimana dilakukan di Balai Budaya Indonesia di Canberra, Australia.
Kementerian Koordinator Perekonomian dan Departemen Pariwisata dan Budaya pun telah menetapkan Provinsi NTT sebagai bagian dari target utama pencapaian kunjungan tujuh juta wisatawan mancanegara ke Indonesia, selain Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara serta Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Karena itu, daerah yang memiliki potensi wisata unggulan tentu wajib mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam menunjang arus kunjungan wisatawan mancanegara,” ujar Gana.
Khusus di Provinsi NTT, tambahnya, kendala utamanya adalah infrastuktur yang belum memadai karena terbatasnya anggaran pembangunan, termasuk di sektor perhubungan.
“Ada usulan agar penerbangan langsung Darwin-Kupang lebih diintensifkan. Perlu ada penerbangan skala nasional Darwin-Kupang yang terjadwal secara baik karena selama ini hanya bersifat lokal atas inisiatif maskapai penerbangan di Australia, jadwalnya pun berubah-ubah,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar