Kamis, 05 Maret 2009

Fokus Pada Target Maka Akan Sukses

Beberapa hari yang lalu saya terkesiap dengan seseorang yang minta saran saya melalui email. Beliau ini mengaku penggemar artikel-artikel saya tentang jati diri di sebuah situs internet, yaitu di pembelajar.com. Beliau adalah seorang dosen di sebuah universitas swasta di Indonesia. Dan beliau adalah salah satu dari beberapa orang yang ingin konsultasi lebih lanjut dengan saya mengenai beberapa masalah tentang "ketidakpedean" yang sedang mereka dihadapi.Yang mereka tanyakan umumnya adalah bagaimana cara menyampaikan sesuatu di depan umum, dan bagaimana cara mengatasi saat action pertama. Karena yang mereka rasakan (apalagi untuk pertama kali) saat berhadapan dengan orang-orang yang lebih senior adalah perasaan "Ih, jangan-jangan salah", "bener ga sih, ya" atau "duh aku takut diketawain".
Terus terang, saya saat ini masih dalam tahap pembelajaran. Namun apa salahnya jika saya berbagi tentang apa yang saya pelajari dan apa yang saya telah dapatkan untuk orang lain. Saya akan berusaha mencoba untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan pada saya, melalui cerita tentang saya yang akan saya sampaikan di bawah ini.
Pada saat memulai untuk menulis dan menyampaikan ide-ide saya, saya juga mengalami keraguan. Apalagi saya membayangkan pembacanya yang bukan saja lebih senior bahkan sudah mencapai tingkat kepakaran tertentu. Sedangkan saya bukan doktor atau pun seorang profesor, saya adalah kaum "asor" (kaum bawah) yang seorang pembantu. Namun saya berusaha terus untuk tidak memikirkan segala kekurangan saya ini, apalagi kekurangan saya ini adalah dalam hal intelektual yang menjadi syarat mutlak untuk diakui secara intelektual.
Nah loh. Saya sudah membahas masalah ini dalam salah satu kumpulan artikel saya yang berjudul "Intelek Tidak Harus Sekolah". Di artikel itu saya menceritakan tips dan trik ala eni tentang hal tersebut.Intinya adalah kita tidak usah sibuk memikirkan segala kekurangan yang ada. Semakin sibuk kita mengurusi, semakin ga pede lah kita. Mungkin itu langkah pertamanya. Untuk langkah keduanya, kita harus benar-benar mempersiapkan dengan baik apa yang akan kita sampaikan. Setelah siap (dalam arti sudah menguasai betul materinya), bertindaklah alias "action". Acton aja, do-do and do it. hehehe.
Biasanya akan lancar tuh. Nah jika pidato atau presentase kita "gagal" anggaplah itu suatu kewajaran. Biasanya kita dalam menyampaikan sesuatu telah memiliki target tertentu bukan? Fokus ke target itu. Jika mengalami kontra tentang pendapat Anda atau justru pendapat Anda di nilai salah (apalagi oleh senior) bahkan dihujat barangkali. Tetaplah terkendali dan jangan mudah terpancing. Saya mempunyai pengalaman dalam hal ini, ketika opini saya di kritik, saya membela diri. Ternyata tindakan ini sangat salah. Jika kita menyampaikan sesuatu itu benar menurut kita, kenapa kita takut salah? Saya rasa tidak perlu membela diri. Toh, semua orang berhak untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing. Dalam hal ini, saya rasa kita perlu mencontoh seekor singa. Singa tidak akan terganggu oleh nyamuk-nyamuk nakal yang terus berdengung-dengung di telinganya, bahkan dia tidak merasa terganggu oleh gigitan-gigitan nyamuk-nyamuk itu. Karena dia fokus terhadap target-target yang akan di mangsanya. Jadi yang perlu kita contoh dari si raja hutan itu adalah kefokusan akan target dan tidak merasa terganggu oleh hal-hal kecil. Demikian juga dengan saya, saya akan berusaha terus untuk memfokuskan target saya, tidak peduli akan berbagai cibiran miring yang mampir pada saya. Saya hanya memikirkan "kota mana yang harus saya bakar malam ini", hehehe...ini sekedar hiperbola. Mungkin yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara mempersiapkan pidato atau presentase yang baik? Kita sepakat bukan, bahwa jika kita siap dengan materi alias benar-benar menguasainya, kita akan menjadi pede? Nah sekarang, bagaimana cara kita bisa menguasai materi yang akan menjadi target kita. Langkah satu-satunya adalah belajar. Ini adalah syarat mutlak. Tanpa belajar seseorang tidak mungkin bisa menguasai sesuatu. Bagaimana cara belajar? Jika saya, saya banyak membaca, bukan saja membaca, tapi mencerna, bukan saja mencerna, tapi memaknai, bukan saja memaknai, tapi menganalisa, bukan saja sekedar menganalisa tapi melatihnya dengan sering diskusi. Terutama diskusi dengan para senior. Tetapi saya rasa itu saja belum cukup. Laku? Jika memungkinkan carilah mentor atau pelatih pribadi untuk target yang sedang Anda capai. Apakah selesai sampai di sini? Belum, perjalanan masih panjang. Terus terang saya banyak belajar dari mentor saya. Dan saya sangat berterimakasih sekali terhadap beliau yang telah membimbing saya selama ini.Jika Anda bertanya pada saya, apakah saya pernah tampil berbicara di depan umum? Belum. Karena saya baru saja memulai menyampaikan sesuatu melalui tulisan. Namun "one day" saya akan tampil berbicara di depan umum. Yang pasti saya akan grogi. Namun saya yakin, sebuah target akan mengalahkan kegrogian. Dengan latihan dan seringnya kita berbicara di depan umum, maka kita akan terbiasa dengan apa yang kita lakukan. Seperti saya yang sudah terbiasa menulis saat ini. Ketika pertama kali menulis? Wah, grogi, sama saja bukan? Demikian juga ketika saya menelpon mentor saya pertama kali. Grogi banget. Alamak.
Bagaimana dengan Anda?
Tetaplah semangat, fokuskan target, latihan dan jadikan kebiasaan.
*Eni Kusuma adalah seorang pembantu rumah tangga di Hongkong.

Carilah Peluang Di Tengah Kemalasan

Judul ini mungkin terdengar aneh. Tapi, percayalah, dari sifat malas, tersembunyi banyak peluang. Hal ini berawal dari beberapa waktu lalu saat saya kehabisan masa berlaku nomor kendaraan. Mau tidak mau, saya harus mengurusnya. Sebagai wajib pajak yang taat, hal itu memang sudah biasa saya lakukan. Tapi, entah kenapa kemarin saya merasa malas untuk mengurus sendirian. Barangkali, karena alasan kesibukan yang belakangan menumpuk. Saat itu, satu hal yang lantas tercetus di benak saya. Pergi ke calo jasa pengurusan STNK. Tak sampai seminggu, surat dan nomor baru kendaraan saya sudah siap di meja. Tanpa perlu banyak urusan, tinggal bayar sejumlah uang, semua terselesaikan. Itu belum cukup. Lagi-lagi dengan alasan kesibukan, saya memanggil office boy di kantor saya. Dengan imbalan sejumlah rupiah, nomor baru saya sudah terpasang di kendaraan tanpa repot-repot memasang sendiri.Mungkin Anda juga salah satu yang pernah melakukan hal seperti kisah saya di atas. Ya, dengan alasan kesibukan, untuk tidak menyebutnya kemalasan, kita sering membayar orang untuk melakukan sejumlah pekerjaan bagi kita. Di sinilah peluang yang menurut saya sangat besar perputaran uangnya. Misalnya, untuk satu jasa pengurusan STNK, saat itu saya dikenakan uang jasa sekitar Rp100 ribuan. Bayangkan, jika dalam sehari ada lima kendaraan saja yang antri diuruskan suratnya. Sehari, biro jasa itu akan memetik keuntungan kotor minimal Rp500 ribu. Berapa dalam sebulan?Nah, kemalasan-kemalasan seperti inilah yang perlu Anda cermati dalam mencari peluang. Misalnya, coba lihat tumpukan baju kotor Anda saat ini. Saat merasa sangat sibuk, ke mana Anda pergi untuk mencucikan baju-baju Anda? Ke laundry bukan? Ya, para tukang cuci itu dengan senang hati akan menerima baju-baju kotor Anda. Bukankah ini peluang yang diciptakan dari kemalasan mencuci baju?Contoh lain adalah bisnis makanan. Kalau dilihat dari sudut pandang kemalasan, bukankah orang-orang pergi ke restoran kebanyakan karena malas masak? Atau, bisa jadi mereka juga malas cuci piring dan malas berepot-repot menanak nasi. Maka, jadilah bisnis restoran dan aneka makanan berada di mana-mana. Bahkan konon, bisnis makanan adalah bisnis yang tak bakal ada habisnya. Masih banyak contoh lain bisnis yang berawal dari kemalasan itu. Bahkan, urusan menikah yang sangat sakral pun bisa jadi dibisniskan hanya karena alasan kepraktisan. Yah, hadirnya banyak wedding planner atau wedding organizer adalah contoh betapa kemalasan mengurus aneka macam urusan pernikahan bisa jadi bisnis yang sangat menggiurkan. Maka, cobalah tengok, apa saja yang membuat Anda malas hari ini. Bisa jadi, di sanalah tersembunyi peluang yang bisa sangat menguntungkan. Pikirkan! Jika Anda malas bangun tidur, bisa jadi itu karena kenyamanan kasur, bantal, dan guling adalah hasil kejelian pengusaha kebutuhan tidur untuk memanjakan kemalasan Anda. Jika Anda sibuk sehingga tak bisa mengantar anak ke sekolah, ada pengusaha yang jeli membuat usaha antar jemput anak. Jika Anda tak bisa langsung bertemu dengan klien, lihatlah, ada pengusaha yang jeli menggeluti usaha di bidang teknologi yang memudahkan Anda untuk bisa mengangkat telepon dan semua bisa diselesaikan via handphone. Begitulah. Sangat banyak peluang usaha yang bisa kita geluti dengan mencermati kemalasan dan kesibukan orang. Tinggal bagaimana usaha Anda mengubahnya dengan berbagai cara dan kesungguhan, disertai kerja keras dan keuletan, maka peluang yang ada itu bisa dijadikan usaha yang menguntungkan.
Agoeng Widyatmoko

Mulailah bekerja Kapanpun dan dimanapun tanpa Takut Masa Resesi

Dari Laptop Fabian Lim:
Marsi,Apa kabar?
Apakah anda mengetahui Internet?Pasti tentunya anda mengetahuinya! Tetapi apakah andamenghasilkan uang melalui Internet?Internet merupakan hal yang menarik untuk kita pelajari.
Dan juga memberikan kesempatan bagi anda untuk bisamenghasilkan ribuan dolar melalui internet.
Dengan internet anda dapat melakukan segala sesuatu di rumahatau bahkan diatas kasur dengan tetap menikmati PassiveIncome yang terus masuk ke kantong anda.
Dan lebih mempunyai waktu lebih banyak untuk bersenang-senang.
Dan serta didukung oleh perkembangan dunia yang menuju kepadateknologi tanpa dipengaruhi oleh faktor ekonomi saat ini.
Menarik bukan? Kami akan mengadakan Seminar 'BagaimanaMenghasilkan Uang Ratusan Juta Rupiah Melalui Internet'
Acara akan berlangsung di :- Jakarta, 2 maret 2009.Bertempat di H. Ciputra ( R. Puri 4 )
Jakarta ( Sebelah Universitas Tarumanegara )
Sesi 1 : Pkl 14.00 - 16.00
Sesi 2 : Pkl 19.00 - 21.00
Dan LEBIH MENARIK LAGI!!!!Seminar ini FR.EE....GRA.TIS......!!!!T
erbatas hanya untuk 97 orang pertama ( per sesi )TAKE ACTION NOW!!!!Ketik SMS: WIA(spasi)Nama(spasi)E-Mail(spasi)sesi 1/2kirim ke 0811-1881-135.
Kapan lagi belajar Internet Marketing Gratis....Sampai ketemu di dunia Internet Marketing.
Salam Dahsyat, Fabian Lim WorldInternetAcademy.com
P.S. - Acara ini akan dibawakan dalam bahasa IndonesiaTDW Resources(021) 547 6677 - HUNTINGJl Janur Hijau I, Blok AA-5 No. 16TangerangBanten 15810Indonesia

Tiger Woods

Namanya telah melegenda. Dikagumi oleh orang-orang, termasuk orang terkenal sekalipun. Tidak hanya memiliki skill bermain golf yang luar biasa, namun juga ditambahi dengan sikapnya yang berbudi. Anak-anak keturunan minoritas di AS mengidolakannya. "Ingin seperti Tiger," demikian impian masa depan mereka.

Eldrick "Tiger" Woods lahir di Long Beach, California, 30 Desember 1975. Darah yang mengalir di tubuhnya sudah campur sari. Ayahnya, Earl Woods, setengah kulit hitam namun juga keturunan kulit putih dan Indian. Ibunya, Kultida, ialah orang Thailand dengan setengah darah Thailand dan setengah darah Cina.
Nama Tiger Woods melambung tinggi berkat kehebatannya dalam bermain golf. Dia memecahkan banyak rekor, dari segi hasil pukulan, kemenangan, dan umur pencapaian. Namun yang lebih patut dicermati ialah sikap mentalnya yang luar biasa. Dia menjadi pemain hebat karena motivasi yang tinggi, "Aku ingin menjadi pegolf terbaik sepanjang masa."
Salah satu tantangan terberatnya di awal karir golfnya ialah menepis isu rasialisme. Golf tadinya ialah "milik" orang kulit putih semata. Untuk mengalahkan isu rasialisme ini Tiger terus menerus berlatih golf dengan disiplin tinggi sejak kecil. Ini terwujud berkat bimbingan ketat dan motivasi tinggi dari Bapaknya.
Earl memang terus berjuang agar Tiger menjadi pemain terbaik. Setiap usai pertandingan, ia memberi tahu mana yang benar dan yang salah. Tiger mendengarkan dan merekamnya, sehingga bisa belajar dari kesalahan. Seusai kemenangan Tiger yang bersejarah di US Junior Amateur Championship di kala Tiger berusia 15 tahun, Earl berkata, "Nak, kamu melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan para keturunan kulit hitam di AS. Untuk selamanya kamu akan menjadi sejarah."
Di tahun 1994, Tiger berhasil menjuarai US Amateur Golf Championship. Tidak pernah ada yang menjuarai turnamen golf tertua di AS itu pada usia 18 tahun. Tiger telah menumbangkan rekor pegolf legendaris Jack Nicklaus yang menjadi juara kejuaraan tersebut di usia ke-19. Sekaligus dia mencatatkan diri sebagai juara pertama yang datang dari keturunan Afrika Amerika.
Di usia ke-21, Tiger memutuskan terjun ke dunia golf profesional. Macan ini memang akhirnya menjadi peneror bagi lawan-lawannya. Kejuaraan demi kejuaraan dimenanginya. Sampai dengan tahun 2007 ini, Tiger telah memenangkan 12 kejuaraan golf kelas Grand Slam (The Masters tahun 1997, 2001, 2002 dan 2005, the PGA Championship tahun 1999, 2000 dan 2006, the British Open tahun 2000, 2005 dan 2006, dan the U.S. Open pada 2000 dan 2002). Itu di luar turnamen-turnamen golf lainnya selain kelas grand slam. Luar biasa.
Forbes.com mencatat bahwa dia telah memperoleh US$58 juta (sekitar Rp522 milyar) dari hasil prestasi golfnya. Melebihi US$12 juta dari kompetitor terdekatnya. Ini belum dari penghasilan iklan.
Tapi Tiger ialah seorang yang bermentalkan juara sejati. Sebagian uangnya didonasikannya ke dalam kegiatan sosial untuk yayasan yang menggunakan namanya. Dia tetap dikenal sebagai orang yang santun, mencintai orang tua dan istri, Elin Nordegren, yang dinikahinya pada tahun 2004. Publik Amerika pun mengenalnya sebagai anak sekolahan yang pintar. Terakhir dia kuliah di Stanford University. Tidak hanya publik Amerika, dunia pun menyenanginya, lebih-lebih kaum minoritas. Tiger memang pantas menjadi contoh.

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari Tiger Woods? Tak lain dari kedisiplinan, semangat dan motivasi tingginya. Kita memang tidak harus menjadi seperti dia. Karena kita punya pribadi dan kelebihan sendiri. Akan tetapi untuk bisa mengembangkan diri, kita dapat mencontoh kunci-kunci sukses yang telah dilakukan tokoh legendaris ini. Selamat mengaktualisasikan diri!

Team Andriewongso.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagaimana Seorang Kere Bisa Menjadi Jutawan?

Dari meja kerja Tung Desem Waringin:
Halo Marsi, Apa Kabar?
Saya ingin menceritakan mengenai seseorang dimana memulai karirnya dari tukang bersih WC dengan pendapatan $30/minggu hingga saat ini menjadi seorang Multi-Jutawan.
Orang ini bukan lain adalah Anthony Robbins. Beliau adalah seseorang yang hidupnya berubah bumi dan langit karena tahu bagaimana caranya untuk mencapai apapun yang ia inginkan.
Hidup saya berubah pada saat saya bertemu Anthony Robbins. Mungkin apabila saya tidak bertemu dengan Anthony Robbins, saat ini saya masih menjadi seorang karyawan.
Saya ingin berbagi cerita mengenai Anthony Robbins dan saya juga menginginkan hidup anda berubah seperti saya.
Saya akan mengadakan seminar 3 Jam Gra.tis untuk anda di:
Hari Selasa, Tanggal 3 Maret 2009.Di Hotel Ciputra R. Glory 2 Lt. 6, Grogol, Jakarta.Sesi 1: 14.00 - 17.00 /
Sesi 2: 19.00-21.00Tempat sangat terbatas untuk 100 orang setiap sesi. Anda bisa mendaftar melalui email ke suhendi@dahsyat.com dengan mencantumkan nama, no telp, sesi 1/2, dan berapa orang yang akan anda ajak.
Atau SMS ke 0811 1881 135 dengan format: AR2 [Nama] [Email] [Jumlah yang diajak]Saya tunggu kehadiran anda dalam acara ini.
Salam Dahsyat!
Tung Desem Waringin
TDW Resources
P.S. Acara ini akan dibawakan oleh trainer terbaik saya.TDW Resources(021) 547 6677 - HUNTINGJl Janur Hijau I, Blok AA-5 No. 16TangerangBanten 15810Indonesia

Marsi, Apa Salah Satu Kesamaan Orang Dahsyat?

Dari meja kerja Tung Desem Waringin:
Halo Marsi, Apa Kabar?
Apa persamaan antara Bill Clinton, Andre Agashi, Nelson Mandela, Lady DIana dan Tung Desem Waringin?Mereka sama-sama murid dari Anthony Robbins. Beliau adalah pelatih sukses no. 1 dunia. Dan yang unik adalah, Bukan orang dahsyat belajar kepada Anthony Robbins, Tetapi orang yang belajar dari Anthony Robbins menjadi Dahsyat.
Kehidupan saya berubah bumi dan langit dalam 3 tahun setelah belajar langsung dari Anthony Robbins.
Saya ingin berbagi cerita mengenai Anthony Robbins dan saya juga menginginkan hidup anda berubah seperti saya.
Saya akan mengadakan seminar 3 Jam Gratis untuk anda di:
Hari Selasa, Tanggal 3 Maret 2009.Di Hotel Ciputra R. Glory 2 Lt. 6, Grogol, Jakarta.
Sesi 1: 14.00 - 17.00 /
Sesi 2: 19.00-21.00
Tempat sangat terbatas untuk 100 orang setiap sesi. Anda bisa mendaftar melalui email ke suhendi@dahsyat.com dengan mencantumkan nama, no telp, sesi 1/2, dan berapa orang yang akan anda ajak.
Atau SMS ke 0811 1881 135 dengan format: AR2 [Nama] [Email] [Jumlah yang diajak]
Saya tunggu kehadiran anda dalam acara ini.
Salam Dahsyat!
Tung Desem Waringin
TDW ResourcesP.S. A
cara ini akan dibawakan oleh trainer terbaik saya.T
DW Resources(021) 547 6677 - HUNTINGJl Janur Hijau I, Blok AA-5 No. 16TangerangBanten 15810Indonesia--

Apakah Anak Anda Seharga Rp. 350,-

Bagaimana mendapat nilai "A" dalam sekolah dan dalam Hidup
Lima aspek penting yang akan membuat masa depan anda & anak anda akan lebih baik.
1. Akademis: Cara belajar, baca cepat, mencatat,super memory, teknik menjawab ujian, cara dapat beasiswa universitas top.
2. Kepribadian: Mengenal bakat, motivasi kuat, tujuan hidup, prinsip – prinsip hidup yang benar. 3. Relationship: Dekat & berbakti kepada orang tua, supel & akrab dengan saudara, teman & guru.
4. Challenge of Excellence: Mampu mengendalikan emosi, menghadapi tantangan hidup, merubah takut jadi kekuatan.
5. Money Management: Mampu mengatur keuangan pribadi dengan baik.
FOUNDER:
Ernest Wong, PhdPhd di bidang "BELAJAR CEPAT". Konsultan di Education Ministry Hongkong, Departemen Pendidikan Malaysia & sekolah di Singapore.
Tung Desem Waringin, Pelatih SUKSES no 1 di Indonesia (Majalah MARKETING), The Most Powerful People & Ideas in Business 2005 (Majalah SWA).
Testimoni Lulusan Superteen :
"My life has changed far beyond my imagination. Because of Superteen program, I get scholarship to Stanford University USA. Life is full of miracle for Superteens! (Budi Waskita, SMA di Jember, sekarang di Stanford University)
"…Sekarang nilaiku A semua. 7 A" Dian Setianingsih, Univ. Atmajaya, Jakarta