Written by KD at Tuesday, 17 February 2009
Uskup Keuskupan Denpasar Mgr. Dr. Silvester San, Pr akan ditahbiskan sebagai Uskup pada Kamis 19 Februari 2009 di Gereja Katedral Roh Kudus Denpasar.Misa tahbisan akan berlangsung pada pukul 15.00 Wita sampai selesai dengan Uskup pentahbis Mgr. Vinsensius Sensi Potokota, Uskup Agung Ende dan Uskup pendamping Mgr. Kherubim Pareira, SVD, Uskup Maumere dan Mgr. Frans Kopong Kung, Pr, Uskup Larantuka.Tahbisan Uskup Keuskupan Denpasar Mgr. Dr. Silvester San, Pr akan berlangsung di Gereja Katedral Roh Kudus, Jl. Tukad Musi no. 1 Renon, Denpasar. Rangkaian acara tahbisan adalah Rabu tanggal 18 Februari 2009 dilaksanakan upacara Salve Agung, Kamis 19 Februari 2009 pukul 15.00 Wita Upacara Tahbisan, dan Jumat 29 Februari 2009, pukul 16.00, Misa Pontifical. Semua rangkaian acara ini dihadiri oleh Duta Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Leopoldo Gireli, Ketua KWI Mgr. Martinus Dogma Situmorang, Julius Kardinal Darmaatmaja, para Uskup, para Imam, biarawan dan biarawati serta ribuan umat Katolik.Uskup Dr. Silvester San, Pr. Diangkat oleh Paus Benediktus XVI menjadi Uskup Denpasar dan diumumkan oleh Tahta Suci Vatican pada tanggal 22 November 2008. Mgr. Silvester San, Pr, lahir di Mauponggo Kabupaten Nagekeo Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 14 Agustus 1961. Beliau adalah putera ke tiga dari Sembilan bersaudara, dari pasangan Roben Robo (ayah) dan Katharina No’o Nore (ibu).Mgr.Silvester San, Pr menyelesaikan pendidikan di SDK Maukeli, Seminari Menengah St. Yohanes Berkmans Todabelu Mataloko Ngada (SMP-SMA), Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero Maumere dan ditahbiskan menjadi imam praja Keuskupan Agung Ende pada tanggal 29 Juli 1988 oleh Mgr. Donatus Djagom, SVD, Uskup Agung Ende waktu itu.Setelah ditahbiskan sebagai imam beliau ditugaskan sebagai pastor pembantu paroki Roh Kudus Mataloko sambil mengajar di Seminari Todabelu. Pada tahun 1990 ia melanjutkan studi ke Universitas Urbaniarum Roma, mengambil spesialisasi Teologi Biblis dan tahun 1992 memperoleh gelar licenciat dengan tesis “The Mercy of God in the Parables of Luke 15”. Setelah menjadi Pembina para frater di Seminari Tinggi Ritapiret Maumere dan mengajar di STFK Ledalero tahun 1992-1995, ia kembali melanjutkan studi di Universitas Urbaniarum dan memperoleh gelar Doktor Teologi Biblis tahun 1997 dengan disertasi, “The Experience of the Risen Lord in Luke 24:1-35”. Tahun 1998 beliau kembali ke Indonesia dan menjadi staf Pembina Seminari Tinggi Ritapiret serta mengajar di STFK Ledalero. Tahun 2004 diangkat menjadi Praeser Seminari Tinggi Ritapiret. Tanggal 22 November 2008 diangkat menjadi Uskup Denpasar.Pengangkatan Mgr. Dr. Silvester San, Pr sebagai Uskup Denpasar karena tahta Keuskupan Denpasar mengalami Sede Vacante atau ‘Tahta Lowong’ semenjak wafatnya Mgr. Dr. Benyamin Yosef Bria, Pr pada tanggal 18 September 2007 lalu. Dengan pengangkatan Mgr. Dr. Silvester San, Pr sebagai Uskup Denpasar maka sejarah Keuskupan ini telah mencatat enam orang uskup yang secara berturut-turut memimpin umat katolik di wilayah Provinsi Bali dan NTB. Wilayah Gereja Bali dan Lombok ditetapkan oleh Tahta Suci Vatikan menjadi Prefektur Apostolik pada tanggal 10 Juli 1950 dan Mgr. Hubertus Hermens, SVD diangkat menjadi Prefektur Apostolik Denpasar. Mgr. Hubertus Hermens, SVD memilih tempat tinggal di Singaraja. Pada tanggal 3 Januari 1961 Tahta Suci Vatikan meningkatkan status Prefektur Apostolik Denpasar menjadi Uskup Denpasar. Tahta Suci mengangkat Mgr. Dr. Paulus Sani Kleden, SVD sebagai Uskup Keuskupan Denpasar. Beliau lahir di Larantuka Flores Timur dan ditahbiskan sebagai Uskup tanggal 3 Oktober 1961 di Gereja Palasari. Di tengah siding Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI, kini KWI) tanggal 28 november 1971, Mgr. Dr. Paul Sani Kleden meninggal dunia di Jakarta.Tanggal 12 Januari 1973 Tahta Suci Vatikan menunjuk Mgr. Antonius Tjisen, SVD menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Denpasar. Mgr. Tjissen lahir di Baarle Belanda 26 Mei 1906. Tanggal 7 Juni 1982 Mgr. Antonius Tjissen meninggal dunia di RKZ Vinsensius Surabaya dan tanggal 9 Juni 1982 dimakamkan di Palasari.Pengganti Mgr. Tjissen adalah Mgr. Vitalis Djebarus, SVD. Beliau lahir di Wangkung, Manggarai, Flores tanggal 26 Februari 1929. Tanggal 13 Januari 1981 dilantik menjadi Uskup Keuskupan Denpasar menggantikan Mgr. Tjissen yang mundur dengan alas an kesehatan. Tanggal 22 September 1998 Uskup Denpasar Mgr. Vitalis Djebarus, SVD wafat di RS Katolik Sint Carolus Jakarta. Jenazahnya dibawa ke Denpasar tanggal 24 September1998 dimakamkan di Palasari.Tanggal 18 April 2000 Paus Yohanes Paulus II mengangkat Romo Benyamin Yosef Bria, Pr, imam praja dari Keuskupan Atambua menjadi Uskup Keuskupan Denpasar. Mgr. Dr, Benyamin Yosef Bria, Pr lahir di Oekabiti, Paroki Seon, Kabupaten Belu 7 Agustus 1956. Tahbisan Uskup Denpasar Mgr. Dr. Benyamin Yosef Bria, Pr berlangsung di Katedral Denpasar. Pada tanggal 18 September 2007 Mgr. Benyamin meninggal di Singapura dan dimakamkan di Palasari pada tanggal 22 September 2008.Mgr. Dr. Silvester San, Pr adalah Uskup ke enam yang memimpin umat Katolik di wilayah Pulau Bali, Lombok dan Sumbawa. Dalam menjalankan pengabdiannya di Keuskupan Denpasar Mgr. Dr. Silvester San, Pr memilih motto “DEUS INCREMENTUM DEDIT” yang artinya “ALLAH YANG MEMBERI PERTUMBUHAN” (1 Korintus 3:7). Motto ini dilatarbelakangi oleh konteks Jemaat korintus yang minoritas dan heterogen; ada kelompok Paulus, Apolos, Kefas, dan lain-lain. Sering terjadi kompetsi antar kelompok-kelompok yang bisa menjurus pada knflik dan perpecahan. Dalam situasi itu Paulus menghimbau untuk bersatu: “Aku Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan; yang penting bukan yang menanam atau yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.Baik Paulus maupun Apolos adalah rekan-rekan sekerja Allah yang harus bekerja keras dan bekerja sama untuk pertumbuhan jemaat. Tetapi mereka perlu menyadari bahwa pertumbuhan jemaat bukan bergantung sepenuhnya pada mereka, melainkan pada Allah. Keuskupan Denpasar juga heterogen, mungkin motto ini juga cocok. Kesadaran pada peran Allah yang utama membuat kita para fungsionaris pastoral mau bersatu dan bekerja sama untuk pertumbuhan Keuskupan Denpasar tanpa merasa paling penting.****